Kamis, 03 Februari 2011

Cinta

Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,

Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,

Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,

Mereka yang saling mencintai, menyebutnya takdir.

Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kita kesusahan untuk menguji.

Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam.

Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya.

Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.

Mengapa menunggu?

Karena walaupun kita ingin mengambil satu keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.

Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.

Jika ingin berlari, belajarlah berjalan duhulu,

Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,

Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu.

Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.

Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada. Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat.

Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.

Bunga tidak mekar dalam waktu semalam, kota Roma tidak dibangun dalam sehari.

Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan.

Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.

Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, dan penantian kita tidaklah sia-sia.

Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal, iman, keberanian, dan pengharapan penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.

Pada akhirnya, Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu, karena alasan yang penting.

Sumber: http://www.dudung.net/

Beda antara Suka, Cinta, dan Sayang

Dihadapan orang yang kau cintai,

musim dingin berubah menjadi musim semi yang indah



Dihadapan orang yang kau sukai,

musim dingin tetap saja musim dingin hanya

suasananya lebih indah sedikit



Dihadapan orang yang kau cintai,

jantungmu tiba tiba berdebar lebih cepat



Dihadapan orang yang kau sukai,

kau hanya merasa senang dan gembira saja



Apabila engkau melihat kepada mata orang yang

kau cintai, matamu berkaca-kaca



Apabila engkau melihat kepada mata orang yang

kau sukai, engkau hanya tersenyum saja



Dihadapan orang yang kau cintai,

kata kata yang keluar berasal dari perasaan yang terdalam



Dihadapan orang yang kau sukai,

kata kata hanya keluar dari pikiran saja



Jika orang yang kau cintai menangis,

engkaupun akan ikut menangis disisinya



Jika orang yang kau sukai menangis,

engkau hanya menghibur saja



Perasaan cinta itu dimulai dari mata, sedangkan

rasa suka dimulai dari telinga

Jadi jika kau mau berhenti menyukai seseorang,

cukup dengan menutup telinga.



Tapi apabila kau mencoba menutup matamu dari

orang yang kau cintai, cinta itu berubah menjadi

tetesan air mata dan terus tinggal dihatimu dalam

jarak waktu yang cukup lama.



"Tetapi selain rasa suka dan rasa cinta... ada

perasaan yang lebih mendalam.

Yaitu rasa sayang.... rasa yang tidak hilang

secepat rasa cinta. Rasa yang tidak mudah berubah.



Perasaan yang dapat membuat mu berkorban untuk orang yang kamu sayangi.

Mau menderita demi kebahagiaan orang yang kamu sayangi.



Cinta ingin memiliki. Tetapi Sayang hanya ingin

melihat orang yang disayanginya bahagia..

walaupun harus kehilangan."


Sumber: http://www.dudung.net/

Hmm...mungkin ada benarnya...
setelah membaca note ini, mulai mengerti sedikit alasan mengapa dia lebih memilih kata suka&sayang...

Selasa, 01 Februari 2011

A Week After The Day

Sabtu, 1 Januari 2011....

Hari ini tepat satu minggu setelah peristiwa itu, peristiwa yang mungkin tak akan pernah bisa kulupakan seumur hidupku.Meskipun aku sudah lama merasakan ada sesuatu yang kutak tau apa kata yang tepat untuk menjelaskannya. Ada rasa yang mengendap2 hadir mengusik jiwa, lalu menyelinap masuk ke relung hatiku. Berdiam di sudut hatiku, di ruang kosong yang belum pernah terisi. Karena ku ingin ruang itu ditempati oleh lelaki yang dipilihkan Tuhan untuk ku kelak. Belum pernah aku mengalami hal seperti ini seumur hidupku. Pengakuan itu benar-benar membuatku tersentak, benar2 mengagetkanku. Sampai-sampai malam itu suhu tubuhku mendadak berubah drastis, aku meriang. Dadaku sesak menahan tangis.Bulir bening di sudut mata tak mampu kubendung.Pengakuan ini datang ketika aku sedang berusaha melerai asa, mengubur kenangan tentangnya, dan mencoba berdamai dengan takdir.

Di satu sisi, aku lega, semua tanya telah kutemukan jawabnya. Tapi di sisi lain ada sedikit kecewa, kenapa pengakuan itu datang sekarang ini. Di saat dia belum berani berkomitmen lebih jauh ke jalan yang di Ridhai-Nya. Padahal aku sudah mencoba melawan rasa penasaranku, bahkan aku telah mengikhlaskan diri jika aku tak akan pernah tahu jawaban atas semua pertanyaan ini. Biarlah itu semua menjadi rahasia hatinya dan Tuhan Sang Penggenggam Hati. Sebenarnya aku tak bisa mendustai hatiku, bahwa kenyataannya aku juga menyintainya, bahkan setelah pengakuan itu rasa itu semakin bertambah. Tapi aku takut, takut jika rasa cintaku yang terlalu besar padanya membuatku kehilangannya. Aku mohon ampun pada Allah, jika aku telah salah, aku mohon bimbingan-Nya agar tidak salah melangkah. Aku tak ingin menodai cinta ini, hingga saat yang tepat&indah itu tiba. Aku berharap dalam do'a dan pinta, jika aku adalah perempuan yang ditakdirkan Allah untuk mendampinginya kelak, berikan aku kesabaran&kekuatan hingga dia mampu berkomitmen dalam ikatan suci pernikahan. Tapi jika dia bukan lelaki yang terbaik yang dipilihkan Allah untukku, kumohon padaNya agar menghapus semua kenangan&ingatan di hatiku tentang dia dan segera menggantikan dengan yang lebih baik...

Banda Aceh, 1 Januari 2011

Senin, 14 Juni 2010

Sepotong Asa

Berselimut gelap
Bertemankan pengap
Ingin mengakhiri senyap
Kembali dalam dekap

Di kala lelahnya jiwa
Dahaga menyapa rasa
Mengetuk pintu
Sambil lantunkan salam syahdu
Ku hanya terpaku membisu…

Di suatu pagi yang sunyi…
Secercah cahaya menyergap lara
Menawarkan sepotong asa
Ku hanya diam terpana…

Dalam lirihnya kudengar pinta
Samar-samar kutatap matanya
Ada asa yang tak pernah sirna
Tapi hatiku tak mampu meraba
Mungkin ini hanya asa yang tersisa
Atau asa yang belum sempat diberi nama…

Banda Aceh, Juni 2009

LENTERA JIWA

Mimpi apa yang mengilhamimu untuk melacak jejakku
Yang telah lama pergi bersama desiran bayu
Menghilang di balik senja nan kelabu
Saat kau duduk termangu di balik bukit itu

Kudengar suaramu bergetar saat kau tahu aku harus segera pergi
Mencoba menahan laju langkahku yang tak mungkin surut lagi
Lentera jiwa menggiringku untuk segera beranjak dari sini

Selama aku pergi tak ada lagi tawa canda
Tiada lagi tatapan mata teduh memesona
Kukubur semua kenangan dan asa
Bersama secuil rasa tak bernama

Angin apa yang menerbangkanmu kembali datang padaku
bertemu di sebuah pagi yang bisu
Kulihat tenggorokanmu tercekat dan lidahmu kelu
Hanya hatimu yang bersenandung lagu rindu

Kubiarkan kau termangu
saat kau mencoba mengenali derap langkahku
Yang makin lama makin mendekatimu

Saat aku dalam kesedihan dan kehilangan harapan
Kau hadir bersama senyum yang tulus memecah kesunyian
Merangkai kata dan kalimat untuk mencairkan kebekuan

Ah cukup sudah…buang semua ragumu!
Kita sama-sama punya cerita seru
Kisah tentang Cinta, pengorbanan, luka, dan harapan


Caleufornia, 191109

Pertanda

Tuhan...
begitu panjang lorong waktu kehidupan yang telah kulalui
begitu banyak nikmat yang telah Engkau anugerahi
meskipun terkadang aku lupa untuk mensyukuri
begitu banyak orang yang melewati lorong sepi ini
Ada yang datang, ada yang pergi, dan ada pula yang kembali...

Dalam perjalanan kehidupan...
kadangkala orang-orang yang selalu bersama, tidak mampu kita pertahankan...
sementara orang-orang yang tak pernah kita duga, hadir mewarnai kehidupan...
Seiring berjalannya waktu...
semua misteri ini mulai menemukan titik temu...
semua keraguan menjelma menjadi harapan yang berpadu

Tuhan...
Kuyakin tak ada satupun peristiwa yang terjadi secara kebetulan
Semuanya terjadi karena telah benar-benar Engkau rencanakan
Engkau Maha Mengetahui, Engkau juga Maha Memaafkan
Saat aku sedang dilanda kegalauan dan kegelisahan
kucoba belajar untuk tidak menyesali sebuah pertemuan
dan berusaha untuk tidak meratapi perpisahan...
sambil memungut secuil hikmah dari sebuah jalinan persahabatan...

Saat sepotong dahan pohon harapan patah dan jatuh ke tanah...
Kau ganti dengan ranting yang lebih tegar menahan angin yang menerpa...
Saat seorang teman pergi meninggalkanku dalam resah...
kau kirim seorang pengganti yang menawarkan sejuta asa...

Apakah ini semua cukup menjadi pertanda?
Bahwa dia adalah 'malaikat' yang Engkau kirimkan untukku
Yang akan menghapus semua kesedihan
dan menepis segala kegalauan
serta membantuku melupakan mimpi-mimpi buruk
Yang selalu datang dalam tidurku...

Semoga suatu saat nanti besok,lusa atau entah kapan
Tuhan memberikan kesempatan kepadaku
untuk menemukan jawaban dari semua pertanyaan
tentang sejuta asa yang berkecamuk diruang hatiku

Tuhan...
jika dia yang terbaik untukku
bimbinglah diriku agar bisa mencintainya...
dan jika dia bukan yang terbaik bagiku
berilah pengganti yang lebih baik darinya...
dan anugerahkan seseorang yang lebih baik dariku
yang bisa membuat dia bahagia

Tuhan...
Ku yakin semua asa ini akan indah pada waktunya
tuntunlah hamba agar selalu ada di jalan Cahaya...
Jalan orang-orang yang yang diliputi bilangan Cinta-Mu
menuju taman orang-orang yang saling mencintai dan memendam rindu...

(Caleufornia, 151210)